#1 Takeaways For Brand?
Sejak meningkatnya isu-isu yang bersifat personal dan penuh emosional, hal tersebut bisa menjadi gebrakan ide untuk strategi marketing dari suatu produk. Memanfaatkan sisi emosi dalam beriklan dapat menimbulkan empati audiens yang mana sekaligus membangun koneksi batin antara brand dan konsumen. Dibutuhkan unsur emosi dalam sepucuk iklan agar seolah isi iklan itu berada di situasi sebagaimana yang dialami audiens.

Baca juga:
TikTok Ads Untuk Promosi Bisnis
Tumbuh Bersama Kesetaraan
Salah satu brand restoran cepat saji ternama yakni Burger King Indonesia, menyerukan sebuah iklan dengan pesan yang cukup menyentuh. “Sunyi Bersuara: Sudah Saatnya Kita Membiasakan Kesetaraan” adalah isi pesan yang disampaikan dalam bentuk simpati kepada komunitas penyandang disabilitas. Berkat usulan Burger King “Sunyi Bersuara”, hal ini mendorong perusahaan lain untuk ikut berpartisipasi dalam mendukung kesetaraan peluang kerja bagi penyandang disabilitas. Sebanyak 65 perusahaan menandatangani petisi tersebut di laman www.sunyibersuara.id
Kasus yang sama terjadi juga pada Iklan yang mengangkat isu kesetaraan yaitu Kecap ABC. Di dalam iklan tersebut terdapat sebuah kampanye yang berbunyi ‘Suami Sejati Mau Masak’ demi mempromosikan gender equality. Perihal ini juga menyadarkan representasi gender laki-laki di media bahwa seorang lelaki tak melulu dicap sebagai makhluk yang macho ataupun hero. Dengan pembekalan unsur iklan seperti itu, secara otomatis audiens akan berpikir dan sadar akan kesetaraan bersama.
Satukan Perbedaan
Iklan yang berunsur emosi tidak hanya pada Iklan Nasional saja, melainkan hadir di satu video kampanye dari Japan Airlines (JAL) meski bersifat sangat personal. Mengapa personal? Sebab kampanye ini hanya untuk di lima negara Asia Tenggara dengan tagline 'Fly Once, Fly Always’. Iklan ini menyajikan nilai perbedaan serta keragaman budaya untuk tiap 5 negara yang disebutkan. Demikian versi yang disajikan untuk penonton di Indonesia ialah dengan menampilkan seorang wanita berhijab. Secara konotatif, perwujudan wanita berhijab tersebut mempunyai arti bahwa perusahaan JAL menyediakan makanan halal kala penerbangan. Sikap saling menghormati terlihat jelas dalam kampanye maskapai ini.
Peduli untuk Sesama
Transisi kepedulian menyeruak tajam kala pandemi covid-19 menghadang. Masyarakat berbondong-bondong saling mengingatkan pentingnya protokol kesehatan demi mengurangi penularan virus corona. Bukan hanya di kalangan awam, tetapi para produsen brand juga ikut terlibat dalam aksi peduli bersama. Sebagai contoh, Danone Aqua. Brand ini membuat kampanye pengingat kepada masyarakat Indonesia untuk tetap berada di rumah seraya membantu pemerintah untuk meratakan kurva. Slogan tersebut berisi: “Untuk pertama kalinya, kami tidak ingin Anda melihat iklan ini. Tinggal di rumah. Tetap terhidrasi.”. Simple yet authentic.

Tidak berhenti disitu, Google Trends di tengah pandemi juga sangat menolong suatu brand untuk mengeksplor terkait berita terkini maupun berbagai hal up-to-date. Tiada hari tanpa trend/hal baru. Dengan mencoba tools Responsive Search Ads dapat mempermudah akses pencarian yang lebih responsif, efektif dan spesifik.
Semakin tinggi keinginan dan kebutuhan audiens, semakin banyak pula strategi rancangan yang harus dibuat oleh suatu brand/produsen. Pandemi bukan akhir dari segalanya tapi awalan untuk mendobrak kisah baru yang lebih baik juga menantang. Ingin tahu penelusuran apa saja yang populer di Google tahun 2020? Baca ulasannya disini.
Atau telusuri Year In Search 2020

Dalam digital marketing, sangat penting bagi Anda untuk memahami Ads yang akan di gunakan dalam memposting sosial media. Saat ini untuk Anda yang ingin mengembangkan jangkauan pasar yang lebih luas, diperlukan media sosial sebagai strategi pemasaran. Banyaknya jumlah pengunjung media sosial Anda harus paham dengan istilah Ads agar produk yang Anda iklan kan sesuai dengan target yang diinginkan. Oleh karena itu, agar target iklan sesuai kita perlu mempertimbangkan Ads apa saja yang perlu diketahui. Yuk! simak penjelasan di bawah ini.
Baca juga: Ukur Performa Digital Marketing dengan 6 Metrik ini disini
Cost Per Click (CPC)
Untuk beriklan Anda perlu mengeluarkan biaya, ketika iklan Anda sudah di tayangkan di website dan pengunjung mengklik iklan. Jika Anda tidak memiliki waktu untuk mengoptimalkan dan memiliki budget yang rendah, maka Anda bisa menggunakan CPC untuk Ads Anda. Anda bisa menggunakan CPC melalui Facebook Ads atau Google Ads dan contoh iklan yang menggunakan CPC adalah Google Adsense.
Cost Per Mile ads (CPM)
Untuk jenis iklan ini Anda dibayar setiap seribu kali tayangan. Maksudnya adalah jenis iklan ini hanya membayar perseribu impression atau tayangan saja. Jika Anda ingin membangun Brand Awareness, CPM cocok digunakan dalam hal target audiens.
Jenis iklan ini digunakan untuk mengukur biaya campaign di media sosial. Adanya biaya di mana setiap iklan yang akan diklik akan berubah menjadi lead (prospek) yang dihasilkan. Untuk bisnis yang ingin memiliki kendali penuh atas brand bisa menggunakan CPL.
Cost Per Acquisition (CPA)
Jenis iklan ini merupakan bentuk iklan online di mana advertiser atau pengiklan akan membayar jika pengunjung melakukan aksi sesuai yang diharapkan pengiklan. Contoh Survey dan Polling.
Nah, setelah mengetahui penjelasan di atas, kira-kira seberapa penting Ads untuk diterapkan oleh advertiser dalam memasang iklan dalam sosial media?