Siapa nih yang setiap kali kali ke Mall atau ke Café sering kali tergiur atau tergoda sama aroma kopi yang harum & nikmat, dari Starbucks? Nah, dibalik aroma yang ikonik dari Starbucks ternyata ada strategi marketing yang cukup wow untuk menarik perhatian para pelanggan lho!
Disini Starbucks sendiri menggunakan sensory marketing untuk selalu bisa memastikan pelanggan akan tertarik dan tetap berada di puncak kedai kopi paling atas. Bayangkan jika kamu lewat di depan gerai Starbucks begitu segar aroma kopi yang disediakan oleh Starbucks sendiri. Sehingga, mampu untuk menarik perhatian para pelanggannya. Starbucks menggunakan model sensory marketing untuk bisa memberikan kepada pelanggannya pengalaman Starbucks yang otentik. Dapat pula membangun hubungan pribadi dengan Starbucks.
Wah, ternyata sepenting itu yah pengaruh sensory marketing untuk berbisnis. Yuk intip apa saja sih sebenarnya Sensory Marketing dan bagaimana pengaruhnya dengan pelanggan?
Baca Juga :
Taktik Menerapkan 4P Salah Satu Peluang Marketing-mu
Apa itu sensory marketing?
Sensory Marketing adalah bagian dari pemasaran yang sifatnya psikologis atau taktik dalam mengiklankan. Dengan tujuan yang dimaksud ialah menarik satu atau lebih dari lima panca indra manusia. Sensory Marketing ini meliputi mulai dari :
Penglihatan (Sight)
Merupakan salah satu alat indra yang memilki peranan penting dalam strategi marketing. Mengapa demikian? Karena, informasi yang diterima oleh manusia itu berasal semuanya dari penglihatan. Seperti saat pelanggan memasuki Toko, Mall, atau Café dan penglihatan memiliki peranan dalam melihat mana poduk-produk yang bagus. Selain itu sight juga bertanggung jawab atas untuk bisa mentransmisikan brand atau merek di benak pelanggan.
Penciuman (Smell)
Indra berikutnya yang tidak kalah penting dalam sensory marketing adalah smell atau penciuman. Inilah sebabnya mengapa smell merupakan indra yang paling penting. Sebagai contoh dari brand Starbucks yang telah berhasil menggunakan strategi marketing melalui indra penciuman. Setiap kali pelanggan lewat dengan melihat gerai Starbucks, maka akan diharumkan dengan begitu nikmat sajian aroma kopi yang disediakan oleh Starbucks. Sehingga hal yang kecil ini secara tidak langsung memberikan kesan yang begitu spesial di benak pelanggan saat melihat gerai Starbucks.
Pengecap (Taste)
Menurut Promotion1, taste hanya bisa diterapkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang food and beverages. Seperti perusahaan minuman, Café, restoran, dsb. Tentunya memiliki keterkaitan antara alat indra penciuman juga yang bervariasi.
Jadi bagaimana cara terbaik untuk menggunakan indra pengecap untuk menarik audience? Cara terbaik adalah menggunakan sampel atau percobaan untuk menarik perhatian audience. Dengan memberikan percobaan kepada audience, maka tentu saja mereka tidak akan menolaknya karena ajakan ini bersifat gratis. Jika rasanya dirasa cocok, bisa jadi mereka akan mencoba membelinya.
Pendengaran (Sound)
Faktanya, ketika seseorang belanja ke Mall dan mendengarkan alunan musik yang begitu nyaman. Sehingga, tubuh akan melepaskan dopamin yang meningkatkan keinginan mereka untuk membelinya. Sebagai contoh grup Inditex yang mencakup merek seperti Stradivarius, Zara, dan Bershka, mengatur jenis musik mereka di dalam Mall.
Peraba (Touch)
Touch merupakan indra terakhir dari strategi Sensory Marketing. Touch sendiri merupakan indra yang mampu menghasilkan pengalaman yang cukup interaktif bagi para pelangganya. Berdasarkan hal tersebut, retail Apple merupakan contoh toko yang mendorong sensory marketing melalui indra peraba.
Itu dia 5 Rahasia dibalik Sensory Marketing. Sebenarnya selain brand yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi yang memanfaatkan sensory marketing. Klinik kecantikan Erha dan brand sepatu Wakai juga brand yang menggunakan sensory marketing (smell). Menurut kamu brand apalagi nih yang memanfaatkan sensory marketing kalau jalan-jalan ke mall?
Sumber :