Social Media Campaign (Freepik.com)
Membuat social media campaign dapat membantu kesuksesan pemasaran yang dilakukan brand di media sosial. Apalagi di zaman sekarang social media menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Hal inilah yang membuat social media menjadi salah satu pilihan yang efektif.
Brand dapat menarik pelanggan untuk menaikkan penjualan melalui social media. Salah satu cara yang bisa dilakukan brand yaitu dengan membuat social media campaign.
Penasaran, apa aja sih langkah yang bisa digunakan untuk membuat social media campaign? Simak artikel berikut.
4 Langkah membuat social media campaign
1. Memahami target audiens
Pertama, kamu harus mengetahui informasi terkait target audiens yang dituju oleh brand. Kamu bisa membuat informasi berdasarkan demografi audiens, seperti usia, umur, jenis kelamin, tingkat pendapatan, lokasi dan lainnya.
Selanjutnya, ketahui juga media sosial apa yang biasa digunakan oleh target audiens, kapan waktu yang biasanya mereka gunakan untuk bermain sosial media, dan apa yang saja yang mereka minati. Kamu bisa membuat informasi lebih mendetail terkait target audiens menggunakan audiens persona.
2. Menentukan tujuan campaign
Lalu, tentukan tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan campaign. Tujuan campaign dapat dibagi menjadi 4, yaitu Awareness, Consideration, Conversion, dan Loyalty.
- Awareness : Meningkatkan kesadaran dan visibilitas merek.
- Consideration : Meningkatkatkan data pelanggan, menaikkan traffic, menambah nilai unduh dan registrasi aplikasi, meningkatkan ukuran komunitas sosial.
- Conversion : Menaikkan penjualan.
- Loyalty : Meningkatkan loyalitas pelanggan.
Baca juga : 6 Alasan Penting Pembuatan Campaign di Social Media bagi Brand
3. Membuat strategi campaign
Setelah itu, buat konsep campaign yang ingin dibuat dan tentukan strategi yang akan digunakan untuk mengeksekusi campaign tersebut. Ada beberapa strategi yang bisa kamu gunakan dalam pembuatan campaign, yaitu :
- Menggunakan tren yang sedang ada. Menggunakan tren dapat membantu campaign yang dijalankan lebih berhasil. Misalnya, di media sosial penggunaan story, reels, dan live streaming sedang populer. Kamu bisa menggunakan campaign dengan cara tersebut.
- Bersifat informatif. Campaign harus berisi informasi yang bermanfaat bagi target audiens sehingga mereka akan memilih berhenti dan membaca atau mendengarkan campaign yang dijalankan.
- Membuat konten visual yang unik dan menarik. Kamu bisa membuat konten yang unik dan berbeda dari konten lain sehingga audiens tertarik untuk melihatnya.
- Membuat konten visual yang unik dan menarik. Kamu bisa membuat konten yang unik dan berbeda dari konten lain sehingga audiens tertarik untuk melihatnya.
4. Melakukan perencanaan campaign
Langkah terakhir yaitu membuat perencanaan campaign. Perencanaan campaign dapat berupa pemilihan jenis dan format campaign yang akan digunakan juga media sosial yang akan digunakan untuk mendistribusikan campaign dan waktu pelaksanaan setiap campaign.
7 Contoh ide untuk social media campaign
- Tag a friend campaign
- Limited diskon
- Livestream events
- Berpartisipasi dalam tren yang sedang popular
- Influencer campaign dengan memberikan give away
- Partnership dengan brand lain
- Membuat campaign bertema khusus
Itu dia 4 langkah yang bisa kamu gunakan untuk membuat social media campaign. Kamu bisa menggunakan campaign untuk memaksimalkan pemasaran yang dilakukan oleh brand. Jika kamu memiliki ide campaign yang ingin dijalankan, kamu bisa langsung memulainya dengan 4 langkah diatas. Yuk, mulai buat campaign sekarang!
Membangun personal branding dapat membantu membuat kamu terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan orang lain. Apalagi di era digital seperti sekarang, membangun personal branding menjadi lebih mudah. Mengetahui langkah untuk membangun personal branding, mempermudah kamu dalam pembuatan personal branding.
Personal branding membuat nilai diri yang dimiliki meningkat sehingga terlihat lebih profesional dan membantu untuk memiliki digital presence sehingga akan menjadi peluang tersendiri dalam mendapatkan pekerjaan. Personal branding sangat bermanfaat untuk mendapatkan karir yang diinginkan.
Ingin tahu lebih lanjut langkah membangun personal branding di era digital? Simak penjelasannya pada artikel ini.
1. Menentukan citra diri yang ingin dibagikan
Pertama, tentukan dulu citra diri apa yang ingin kamu bagikan dalam branding. Apakah kamu ingin dikenal sebagai desainer grafis? Penulis buku? Content creator? Motivator? Semua itu bisa kamu bagikan melalui branding yang dilakukan.
Dengan menentukan citra diri yang ingin dibagikan, dapat mempermudah kamu untuk memfokuskan bidang yang ingin dikuasai. Juga membantu untuk mempermudah tujuan yang ingin dicapai dari melakukan branding. Dengan branding akan dapat mengetahui visi dan misi apa yang harus dilakukan agar tujuan dari branding dapat berhasil.
2. Menentukan platform yang akan digunakan
Setelah itu, kamu bisa menentukan platform yang sesuai untuk branding. Menggunakan platform yang sesuai dengan citra diri, dapat membuat branding lebih berhasil.
Beberapa platform biasanya dikhususkan untuk bidang tertentu, sehingga mereka yang berada dalam satu bidang dapat saling memberikan masukan terhadap karya yang dibagikan. Hal ini membantu agar karya yang dimiliki menjadi lebih baik lagi.
Misalnya, Developer dapat menggunakan Github sebagai media personal branding karena melalui github akan lebih mudah untuk menyimpan dan mengelola data. Penulis dapat membuat blog pribadi melalui wordpress atau blogspot untuk memuat tulisan-tulisannya. Dan, Content creator dapat menggunakan media sosial untuk membangun branding-nya.
3. Membuat profil yang akan dibagikan
Langkah selanjutnya, kamu bisa membuat profil sesuai dengan citra diri. Hal ini bertujuan untuk mengenalkan siapa diri kamu. Kamu bisa mencantumkan latar belakang, pengalaman, skill yang dimiliki, keunikan, motivasi, tujuan, visi, misi dan value yang dapat menarik klien untuk menjalin kerja sama denganmu.
Baca juga : Brand vs Branding vs Branding Identity
4. Bagikan pengalaman dan proyek kerja yang sesuai
Lalu, kamu dapat membagikan pengalaman dan proyek kerja yang sesuai citra diri. Hal ini agar kamu terlihat lebih profesional dalam bidang tersebut.
Spesialisasi pekerjaan dapat membantu dalam menentukan proyek kerja yang akan diambil kedepannya. Mengambil proyek yang sesuai dengan citra diri membantu untuk menguatkan branding dan jam terbang.
5. Sebarkan platform personal branding lebih luas
Terakhir, kamu bisa menyebarkan platform tersebut ke semua media sosial yang kamu gunakan atau bisa juga dengan membuat iklan untuk platform personal branding tersebut. Hal ini dilakukan agar branding yang dilakukan lebih tersebar luas yang bermanfaat untuk membuka peluang kerja baru.
Nah, itu dia 5 langkah mudah yang bisa kamu lakukan untuk membangun personal branding di era digital. Personal branding dapat sangat bermanfaat untuk perjalanan karir kedepannya. Gimana nih, Apa kamu sudah membuat personal branding? Kalau belum, Yuk buat personal branding sekarang dengan langkah-langkah diatas.
Dalam menjalankan bisnis, kita akan menawarkan produk kepada target market yang sudah kita tuju. Target market tersebut adalah audience yang sudah yakin dengan produk kita.
Agar produk kita mendapatkan kepercayaan dari target market hingga mereka membeli produk kita, ada beberapa tahapan kategori yang akan dilalui oleh audiens. Tahapan tersebut dinamakan Audience Temperature. Apa saja tahapan audiens hingga membeli produk? Simak penjelasannya pada artikel ini.
Apa itu Audience Temperature
Audiens yaitu orang yang menjadi calon pelanggan potensial dari bisnis kita. Audience Temperature sendiri adalah tahapan perjalanan calon pelanggan berdasarkan segmentasi suhu. Segmentasi suhu yang dimaksudkan disini yaitu panas dinginnya pengetahuan audiens terhadap produk atau jasa yang bisnis kita miliki. Akan ada tiga tahap perjalanan yang dilalui oleh calon pelanggan dalam mengenal suatu produk atau jasa hingga mereka yakin untuk melakukan offer.
3 Jenis Audience Temperature
Dalam membuat strategi pemasaran, tentunya kita akan menargetkan konsumen agar sampai pada pembelian produk atau jasa. Tetapi, dalam melakukan pembelian, konsumen tidak selalu langsung membeli produk atau jasa tersebut. Ada 3 tahapan yang mereka lalui sebagai audiens dalam membeli suatu produk atau jasa, tahapan ini dinilai berdasarkan pengetahuan dan kepercayaan audiens terhadap produk atau atau jasa yang bisnis kita miliki, tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Cold Audience
Cold Audience adalah tahap pertama dalam perjalanan audiens mengenal suatu bisnis. Mereka adalah audiens yang belum pernah mendengar tentang bisnis kita. Mereka masih awam dan belum mengetahui dengan pasti terkait produk atau jasa yang bisnis kita tawarkan. Sehingga saat kita melakukan promosi dan ingin memperluas pasar, biasanya kita akan menyasar kepada audiens di tahap pertama ini untuk mengenal produk kita.
2. Warm Audience
Tahap selanjutnya adalah Warm Audience, yaitu tahapan dimana audiens sudah mengenal bisnis kita dan mengetahui produk yang kita jual. Mereka memiliki ketertarikan dengan produk yang kita jual dan sudah mulai berkomunikasi dengan bisnis kita baik melalui percakapan secara kontak pribadi melalui customer service ataupun dengan memberikan respon secara publik melalui konten ataupun campaign yang kita buat. Mereka adalah audiens yang akan menjadi followers media sosial kita dan men-subscribe email kita.
3. Hot Audience
Yang terakhir yaitu Hot Audience. Mereka adalah audiens yang sudah mengenal bisnis dan produk kita dengan sangat baik dan juga sudah pernah melakukan pembelian. Hot audience adalah audiens yang sangat berpotensi untuk menaikkan omzet bisnis melalui pembelian berulang, sehingga kita perlu mempertahankan mereka. Karena jika mereka merasa puas dengan produk dan service yang kita berikan, mereka akan loyal kepada bisnis kita dan akan terus melakukan pembelian. Mereka juga bisa membantu kita dalam kegiatan promosi dengan melakukan testimoni pengalaman mereka dalam melakukan pembelian produk.
Itu dia 3 jenis audiens dalam audience temperature yang perlu diketahui oleh pebisnis untuk bisa memaksimalkan omset bisnis. Dengan mengetahui 3 jenis audiens tersebut, dapat membantu mempermudah dalam membuat strategi yang tepat untuk menggaet hati audiens hingga melakukan offer. Karena strategi yang akan kita gunakan untuk setiap audiens pastinya berbeda sesuai dengan kepercayaan mereka terhadap produk atau jasa. Untuk membuat audiens melakukan offer, kita harus berusaha untuk membuat mereka sampai pada tahapan audiens terakhir